Sabtu, 08 Desember 2012

Pendapat Tokoh Masyarakat Tentang Koperasi


Palangkaraya, Kompas - Wakil Presiden Boediono menegaskan, program-program revitalisasi koperasi perlu ditinjau kembali. Tidak hanya aspek kuantitatif, tetapi juga aspek kualitatif. Tidak hanya perangkat keras, tetapi juga perangkat lunak yang diperlukan koperasi di Tanah Air.
”Saya berpendapat perlu dilaksanakan kajian yang mendasar terhadap program-program koperasi yang kita laksanakan dan memberikan prioritas,” kata Boediono dalam sambutan Puncak Hari Koperasi ke-65 tahun bertema ”Koperasi Mandiri, Rakyat Makmur” yang diselenggarakan di Temanggung Tilung, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (12/7).
Boediono menilik kembali pesan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Koperasi tahun 2011 tentang pentingnya revitalisasi dan kebangkitan koperasi dalam lima tahun dengan sasaran yang jelas.Pada kesempatan itu, hadir Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarifuddin Hasan, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia Nurdin Halid, sejumlah pejabat daerah lain, serta ribuan anggota koperasi dari daerah-daerah.
Boediono mengajak semua pencinta, insan, dan pemangku kepentingan pembangunan koperasi di Tanah Air untuk introspeksi yang jujur mengenai pengamalan nilai-nilai koperasi pada saat ini.Nilai-nilai koperasi sudah lama diungkapkan Bapak Koperasi Indonesia Mohammad Hatta. Koperasi memupuk semangat toleransi, penghargaan atas pendapat masing-masing, dan rasa tanggung jawab bersama.Sesuai dengan tema kali ini ”Koperasi Mandiri, Rakyat Makmur”, Boediono mengatakan, sebenarnya pesan kemandirian sudah lama diamanatkan oleh Bung Hatta.Syarifuddin mengatakan, dalam keberhasilan yang dicapai koperasi selama ini terdapat banyak hal yang perlu dibenahi, antara lain pengawasan operasional koperasi, peningkatan kualitas koperasi, penyalahgunaan nama koperasi, dan masih adanya koperasi tidak aktif.
Kementerian Koperasi dan UKM telah menempatkan lima koperasi sebagai koperasi berskala internasional. Kelima koperasi itu adalah Koperasi Kospin Jasa Pekalongan dengan total aset Rp 2,5 triliun, Koperasi Warga Semen Gresik dengan aset Rp 529,99 miliar, Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dengan aset Rp 233,77 miliar, Koperasi Simpan Pinjam Obor Mas dengan aset Rp 200,82 miliar, dan Induk Koperasi Simpan Pinjam dengan aset Rp 33,76 miliar.”Pengakuan International Cooperative Alliance tersebut akan diterbitkan pada Oktober 2012,” ujar Syarifuddin.
Pendapat saya:
Saya sangat setuju dengan program revitalisasi koperasi yang telah diujarkan Boediono di atas, karena perkembangan koperasi yang kurang baik di Indonesia maka program ini akan sangat bermanfaat untuk kemajuan selanjutnya. Berikan ruang dan pinjaman dana  untuk membangun koperasi itu sendiri. Tidak hanya itu, sosialisasipun sangat penting bagi masyarakat awam tentang koperasi. Mensosialisasikan dari masyarakat desa sampai kota.