Palangkaraya,
Kompas - Wakil Presiden Boediono menegaskan, program-program revitalisasi
koperasi perlu ditinjau kembali. Tidak hanya aspek kuantitatif, tetapi juga
aspek kualitatif. Tidak hanya perangkat keras, tetapi juga perangkat lunak yang
diperlukan koperasi di Tanah Air.
”Saya
berpendapat perlu dilaksanakan kajian yang mendasar terhadap program-program
koperasi yang kita laksanakan dan memberikan prioritas,” kata Boediono dalam
sambutan Puncak Hari Koperasi ke-65 tahun bertema ”Koperasi Mandiri, Rakyat
Makmur” yang diselenggarakan di Temanggung Tilung, Palangkaraya, Kalimantan
Tengah, Kamis (12/7).
Boediono
menilik kembali pesan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
peringatan Hari Koperasi tahun 2011 tentang pentingnya revitalisasi dan
kebangkitan koperasi dalam lima tahun dengan sasaran yang jelas.Pada kesempatan
itu, hadir Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarifuddin Hasan,
Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz,
Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, Ketua Umum Dewan Koperasi
Indonesia Nurdin Halid, sejumlah pejabat daerah lain, serta ribuan anggota
koperasi dari daerah-daerah.
Boediono
mengajak semua pencinta, insan, dan pemangku kepentingan pembangunan koperasi
di Tanah Air untuk introspeksi yang jujur mengenai pengamalan nilai-nilai
koperasi pada saat ini.Nilai-nilai koperasi sudah lama diungkapkan Bapak
Koperasi Indonesia Mohammad Hatta. Koperasi memupuk semangat toleransi,
penghargaan atas pendapat masing-masing, dan rasa tanggung jawab bersama.Sesuai
dengan tema kali ini ”Koperasi Mandiri, Rakyat Makmur”, Boediono mengatakan,
sebenarnya pesan kemandirian sudah lama diamanatkan oleh Bung Hatta.Syarifuddin
mengatakan, dalam keberhasilan yang dicapai koperasi selama ini terdapat banyak
hal yang perlu dibenahi, antara lain pengawasan operasional koperasi,
peningkatan kualitas koperasi, penyalahgunaan nama koperasi, dan masih adanya
koperasi tidak aktif.
Kementerian
Koperasi dan UKM telah menempatkan lima koperasi sebagai koperasi berskala
internasional. Kelima koperasi itu adalah Koperasi Kospin Jasa Pekalongan
dengan total aset Rp 2,5 triliun, Koperasi Warga Semen Gresik dengan aset Rp
529,99 miliar, Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dengan aset Rp 233,77
miliar, Koperasi Simpan Pinjam Obor Mas dengan aset Rp 200,82 miliar, dan Induk
Koperasi Simpan Pinjam dengan aset Rp 33,76 miliar.”Pengakuan International
Cooperative Alliance tersebut akan diterbitkan pada Oktober 2012,” ujar
Syarifuddin.
Pendapat
saya:
Saya sangat
setuju dengan program revitalisasi koperasi yang telah diujarkan Boediono di
atas, karena perkembangan koperasi yang kurang baik di Indonesia maka program
ini akan sangat bermanfaat untuk kemajuan selanjutnya. Berikan ruang dan
pinjaman dana untuk membangun koperasi itu sendiri. Tidak hanya itu,
sosialisasipun sangat penting bagi masyarakat awam tentang koperasi.
Mensosialisasikan dari masyarakat desa sampai kota.